Ketua Jurusan PIAUD IAIN Pekalongan Siti Mumun Muniroh, S.Psi., M.A., dalam sambutannya mengetengahkan tentang pentingnya menulis. Seperti ungkapan dalam sebuah kata bijak “dengan menulis dunia akan mengenalmu”. Kok bisa? Karena menulis merupakan salah satu perwujudan karya yang akan bisa menjadi jejak dan bukti sekalipun kita telah tiada lagi di dunia ini, dan secara tidak langsung dunia pun akan dengan sendirinya mengenang nama kita,” ungkapnya.
Al Ghazali seorang ulama besar pernah berkata, “Jika kamu bukan anak raja dan bukan anak seorang ulama, maka jadilah penulis”. Perkataan beliau ini tentunya harus menjadi pelecut bagi kita semua, karena sesungguhnya pintu kesuksesan selalu terbuka bagi siapa saja, tidak hanya bagi mereka yang berasal dari keturunan keluarga ternama dan berada saja, kita orang biasa pun bisa,” tegas Mumun.
“Maka dari itu, jangan pernah berhenti bermimpi, pompa motivasi diri untuk selalu berprestasi, dan jaga selalu gairah dalam berliterasi,” tutupnya.
Hadir dalam acara tersebut Heru Kurniawan, S.Pd., M.A, seorang penulis buku-buku Best Seller, Dosen PIAUD sekaligus Founder dari Wadas Kelir sebuah sanggar kreatif di Banyumas. Dibuka dengan permainan ice breaking, acara yang dihadiri oleh puluhan mahasiswa ini berlangsung hidup dan meriah. “Siapa yang ingin menjadi penulis?,” tanya Heru untuk menggugah semangat para mahasiswa.
Tak hanya menghidupkan suasana, Heru juga memberikan suntikan motivasi berkaitan dengan literasi. Menurutnya, banyak sekali keuntungan yang dapat dirasakan oleh penulis. Selain bisa meningkatkan prestasi, menulis juga bisa mendatangkan pundi-pundi rejeki. Bahkan, penghasilannya sebagai penulis ternyata melebihi gaji yang didapatkannya selama ini,” ungkapnya.
Selain memotivasi, ia juga akan memberikan pengetahuan terkait dengan penerbitan dan penulisan buku, langkah-langkah menulis sekaligus mempraktekkannya. Harapannya, peserta tidak hanya mendapatkan materi saja, tapi juga bisa cara melakukannya.
Heru memberikan tips dan trik terkait dengan cara menulis artikel –dalam hal ini artikel pendidikan anak. “Tidak harus dari hal yang muluk, tapi cukup dari hal yang sederhana, yaitu segala hal yang ada di sekitar kita. Pada dasarnya semua bisa ditulis, tergantung dari seberapa peka kita bisa melihat potensinya,” terangnya.
“Artikel pendidikan anak harus bisa menyampaikan informasi yang benar, baik, bermanfaat, dan menginspirasi. Benar adalah informasi yang disampaikan tidak mengada-ada, benar apa adanya. Baik adalah tulisan yang disajikan sesuai dengan kaidah tata cara penulisan yang baik dan benar. Bermanfaat adalah informasi yang diberikan mengandung manfaat sehingga akan memberikan dampak terhadap masyarakat. Serta, informasi tersebut harus menginspirasi agar pembacanya bisa termotivasi,” tegas Heru.
Dalam membuat dalam, ada tiga tahap yang harus dilalui: Pertama, bagian pembukaan. Kedua, bagian isi. Dan ketiga, bagian penutup. Pembukaan bisa diawali dengan teknik cerita atau pun deskripsi tentang hal yang akan ditulis. Isi bisa berupa tawaran gagasan atau solusi atas persoalan yang diangkat dengan bahasa ringan sesuai kehidupan sehari-hari yang mudah dipahami. Terakhir, buatlah simpulan satu paragraf untuk menutup artikel,” ungkap Heru.
“Setelah terbiasa menulis artikel, kita bisa mengumpulkan artikel sesuai dengan jenis tulisan tersebut. Ketika sudah terpilah-pilah, kumpulan tulisan bisa disatukan dan dijadikan sebuah naskah buku,” imbuhnya.
Tidak hanya sampai di situ, Heru juga memberikan kontak e-mail penerbit-penerbit nasional dan website yang bisa menjadi tempat pelabuhan bagi artikel-artikel yang telah dihasilkan. Tentu, hal ini akan menjadikan para peserta tambah menjadi bergairah dalam menghasilkan karya-karya yang meonumental. (Irs86’)
